Conheça também

0

Belajar Dari Kisah Ibrahim Mencari Tuhan

Kamis, 29 Desember 2011.

Manusia lahir kedunia tanpa dibekali ilmu pengetahuan baik untuk kepentingan dirinya sendiri maupun pihak lain diluar dirunya, seperti masyarakat dan alam sekitarnya, sebagaimana ditegaskan Allah didalam surat An-Nahl ayat 78 yang artinya : “ Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur ”.
                Namun Allah Yang Maha Bijaksana tidak menyia-nyiakan manusia dan juga makhluk lain yang telah diciptakan  dengan menurunkan Al-quar’an sebagai petunjuk bagi mereka.
Dalam Al-qur’an, konsep pencarian Tuhan hanya difirmankan dalam kisah  Nabi Ibrahim. yaitu termaktub dalam surat al-An’am ayat 76-79, “Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam” (76). “Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, Pastilah Aku termasuk orang yang sesat"(77). “Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, Ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan” (78). “ Sesungguhnya Aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan” (79).
Nabi Ibrahim merupakan bapak Tauhid umat islam, meskipun Nabi Ibrahim hidup 20 abad yang lalu, tetapi kisah ini dapat dijadikan ibrah tentang pencarian Tuhan bagi umat manusia sepanjang masa. Dalam kisah ini, kita jangan menganalisis menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan sekarang yang sudah maju, tetapi kita analisis dari zaman, kapan kejadian ini berlangsung.
                Pertama Ibrahim melihat sebuah bintang, kemudian bintang itu tenggelam, Ibrahim kemudian berkata, “Aku tidak suka apa-apa yang tenggelam. Dalam benak Ibrahim Tuhan mustahil tenggelam. Analisis inilah yang menjadi keyakinan pokok dalam pemikiran Ibrahim. Lalu, Ibrahim melihat bulan yang dalam pengelihatannya lebih terang ketimbang bintang. Lalu ketiaka bulan tenggelam , Ibrahim berkata yang berbeda dari ucapanya ketika melihat bintang tenggelam,” sesunguhnya jika Tuhanku yang aku cari tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku temasuk orang yang sesat”. Disini kita bisa tahu bagaimana analisis Ibrahim telah sampai kepada Tuhan yang sebenarnya masih ia cari. Disini , ia menyadari bahwa Tuhan yang entah apa dan siapa, yang sedang ia cari itu, pasti akan memberikan kepadanya petunjuk kepadanya untuk sampai kepada keimanan dan keyakinaan yang benar.
Kemudian Ibrahim, melihat matahari. Sampai disini, Nabi Ibrahim mendapati sesuatu yang cahayanya begitu terang. Akan tetapi , karena patokan Ibrahim adalah Tuhan mustahil tenggelam, sehingga ketika matahari tenggelam, ia berkesimpulan bahwa Tuhan bukan bintang, bulan, ataupun matahari. Kemudian dengan lantang Ibrahim berkata, "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.“Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. Dalam analisis Ibrahim Tuhan adalah pencipta langit dan bumi.
Dalam ayat ini, kata “melihat” memakai kata Ra’a, yang dalam bahasa arab berarti melihat secara aqliyah atau imajinatif sedangkan untuk mengungkap perbuatan melihat secara ragawi , memakai kata نظر (nadzara).
                Sungguh kisah ini menyadarkan kita akan ketangguhan dan kehebatan pemikiran Ibrahim. Dalam mencari Tuhan ia mengandalkan rasionya, yang diisyaratkan dengan ketakjuban ketika meihat bintang, bulan, dan matahari. Akan tetapi, bukan hanya rasio yang ia pakai dalam mencari Tuhan. Ibrahim berkata dalam ayat ini, "Saya tidak suka kepada yang tenggelam."  Kata “suka” atau “cinta” disini mempunyai makna bahwa menurut Ibrahim, Tuhan haruslah disukai atau dicintai. Kata “suka” jelas mempunyai arti suatu perasaan tertentu yang terjadi dalam hati. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa dalam mencari Tuhan, Ibrahim tidak semata-mata melakukan perenungan aqliyah, tetapi dibarengi  pula dengan perenungan qalbiyah. Akal membawa Ibrahim pada ketakjuban terhadap Tuhan, sedangkan hati mengantarkan pada kecintaan terhadap Tuhan . Ibrahim bertuhan tidak dengan takut atau mengharapkan imbalan surga, akan tetapi dengan takjub dan cinta. Inilah pelajaran pertama yang dapat kita ambil dari kisah Ibrahim, sikap bertuhan dengan takjub dan cinta.
                Dalam ayat ini Ibrahim berkata, ”aku tidak suka apa-apa yang tenggelam”. Disini Ibrahim merasakan bahwa Tuhan tak mungkin tenggelam. Rasa Ibrahim ini, bukan irasional, melainkan pascarasional, dan tidak rasionalistik tetapi rasional. Pengertian rasional disini berarti ide tentang Tuhan adalah benar bukan karena ide itu bisa dibuktikan, melainkan ide itu bisa dibuktikan karena benar. Artinya, manusia tak mungkin melakukan pembuktiyan aqliyah kecuali terhadap hal-hal yang secara apriori dirasakan atau diketahuinya tanda-tanda yang menunjukan keselarasan dengan substansi yang akan dibuktikan.
Mulanya Ibrahim merasakan secara apriori akan adanya sesuatu yang Maha (Tuhan). Lalu ia berasumsi bahwa sesuatu yang Maha tak mungkin tenggelam. Ia berkesimpulan bahwa Tuhan bukanlah bintang, bulan atau matahari. Lalu ia beriman bahwa Tuhan adalah pencipta langit dan bumi. Ibrahim tak melakukan rasionalisme karena ide tentang Tuhan sampai kapan pun tak akan bisa dibuktikan dalam diskursif rasional yang jelas atau emperik. Artinya, sampai kapan pun Tuhan tak akan bisa terumuskan secara tuntas apalagi sempurna.
                Dari demensi rasa ini pun, kita paham bahwa ide tentang Tuhan tak bakal bisa ditolak. Sebab, ketika Tuhan yang dikenal kaum beragama ditolak maka pada saat itu pula si-penolak telah merasakan dan mengimani Tuhan yang lain. Oleh karena itu, kurang tepat kiranya jika apa yang dikenal dengan sebutan ateis (a berarti tidak, teis berarti bertuhan) didefinisikna sebagai orang yang tidak bertuhan.
                Sebagai contoh, ketika kaum marxis menolak Tuhan sebenarnya mereka merasakan dan mengimani Tuhan yang berada dalam tataran metafisik, yang mana mereka tak berani untuk menyebutnya sebagia Tuhan. Oleh karena itu, ungkapan yang benar tentang kaum Marxis bukannya mereka yang tidak bertuhan, melainkan mereka ada dalam keraguan. Tapi sebanarnya mereka berkata “aku tidak tahu”. Alqur’an menyinggung masalah ini dalam surat al-Jatsiyah ayat 24,  “Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.
                Akhirnya,dari sini kita tidak bisa memilah-milah antara akal dan hati, artinya tidak antar hati dan akal harus sinergis, sebagaimana yang dilakukan Nabi Ibrahim. Memisahkan antara keduanya akan menghasilkan kesimpulan yang parsial atau tidak utuh untuk. Karena masing masing itu mempunyai kekuragan dan batasan sehingga penggabungan keduanya sangat di butuhkan agar dalam pemaham kita akan sesuatu akan utuh.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
Leia Mais...
1

PEMUDA ISLAMKAH???


Pemuda? Sebuah fase dalam kehidupan manusia. Fase dimana pribadi seorang manusia sedang mencari jati diri, mencari sebuah arti kehidupan. Sebab itulah, seorang manusia dalam fase ini, akan tumbuh segenap potensi dirinya. Pola fikir, kreatifitas, mental, kedewasaan, dan kebijaksanaan akan bertumbuh pesat saat memasuki fase ini. Tentu dengan cirri-ciri seperti di atas. Pemuda merupakan fase paling potensial untuk melebarkan sayap dakwah islamiyah. Seharusnya paling bersemangat dalam menegakkan kalimat-kalimat Allah. Juga paling berpeluang dalam mengibarkan panji-panji Islam. Dengan segudang kemempuan dan keterampilan, pemuda memang pantas ditempatkan dalam barisan pertama dalam mengembangkan dakwah ini.
Namun sayang seribu sayang, kenyataan yang terjadi tidaklah semanis itu. Realita yang tersaji di depan mata tidak mencerminkan demikian. Pemuda Islam dalam masa kini telah loyo dikarenakan termakan propaganda-propaganda yang diuluncurkan oleh musuh-musuh islam. Amunisi mereka seolah-olah benar-benar telah mengenai pemuda islam masa kini. Lagu-lagu cengeng yang berlebel “Romantisme” sudah menggantikan ketinggian ataupun kedahsyatan nilai-nilai Al-Qur’an. Film-film perusak moral bagaikan jamur atau virus beracun yang tersebar. Perilaku-perilaku amoral oleh pemuda islam, seakan telah menjadi penghias layar kaca dan media cetak sehari-hari. Pemuda Islam masa kinipun sudah dijejali berbagai macam pemikiran-pemikiran apatis terhadap Islam (agamanya sendiri), dan senjata yang paling ampuh ialah “Virus Merah Jambu” seakan sudah mengalir dalam denyut keseharian mereka, pemuda Islam masa kini.
Jika kita mengupas sejarah para sahabat Rasulullah, mungkin kita akan tertegun. Kita mengenal Usamah Ibn Zaid, seorang panglima perang termuda. Bayangkan, di usianya yang belum menginjak 20 tahun sudah diamanahkan oleh Rasulullah untuk menjadi panglima perang dalam sebuah ekspedisi militer melawan tentara Romawi di syiria, Pemuda itukah? Ya, begitulah tinta emas itu menuliskan.
Ada juga Ali Ibn Abi Thalib. Di usia 20 tahunan, dengan berani ia menempati tempat tidur Rasulullah, untuk menggantikan beliau yamg saat itu hendak dibunuh oleh kaum Quraisy ketika ingin hijrah ke Yasrib. Tinta emas sejarah juga menorehkan nama Abdullah Ibnu Abbas, seorang pakar ilmu yang luar biasa.
Ada pula sederet nama lainnya, seperti Mu’adz Ibn Jabal, Salamah Ibn Al-Akwa, Samural Ibn Jundab, Anas Ibn Malik, Abdullah Ibn Umar, Zaid Ibn Tsabit, Rafi’ Ibn Khudaij, Abu Sa’id Al-Khudri, dan masih banyak lagi. Pemuda Islam kader Rasulullah itu tercatat oleh tinta sejarah. Keharuman namanya sudah tak dapat dipungkiri lagi. Semangat juang, kejernihan hati, kemurnian iman, kearifan pemikiran, serta kesempurnaan akhlak mereka. Seharusnya menjadi panutan bagi kita pemuda islam masa kini.
Walaupun demikian, harus kita akui, mereka dapat menjadi hebat seperti itu, karena mereka dibimbing langsung oleh Rasulullah.Mereka menyerap ilmu, mengecap manisnya keimanan langsung dari Rasulullah. Rasulullah benar-benar menjadi teladan bagi mereka.      
Sayangnya, zaman inipun kebangkitan pemuda Islam juga terhambat oleh minimnya para tokoh Islam yang dapat dijadikan teladan sejati. Mereka (pemuda Islam masa kini) terlalu banyak dijejali teladan-teladan yang buruk akhlaknya. Sehingga mereka menjadi liar, tergila-gola oleh teladan buruk yang diidam-idamkannya itu. Akhirnya, tak heran jika pemuda isalam masa kini jauh dari Islam. Terbawa arus yang dilancarkan oleh musuh-musuh isalm.
Pada akhirnya, memang harus diadakan perbaikan dari kedua belah pihak, dari pihak senior, berikanlah contoh yang baik kepada para pemuda, jadilah teladan, meski memang tak bisa seperti Rasullualh, minimal mendekatilah. Dari pihak pemuda juga harus memperbaiki diri. Bekali diri dengan pemahaman isalm yang benar, lalu cerminkan karakter islami dalam kehidupan sehari-hari. Hendaklah behati-hatilah dalam memilih idola, juga cermati dahulu pemikiran-pemikiran yang berkeliaran di media cetak maupun elektronik.
Memang, perjuangan kebangkitan kita, pemuda islam pasti melewati aral yang melintang. Godaan-godaan syahwatnyapun takkan berhenti menggempur dan menggoyahkan keistiqomahan kita dalam meniti jalan kebenaran. Oleh karena itu, berdoa kepada Allah menjadi senjata utama kita dalam memerangi syahwat-syahwat itu.
Leia Mais...
0

PEMUDA ADALAH HARAPAN HARI ESOK


Pemuda merupakan cerminan fase yang sangat potensial, penuh dengan cita-cita, Idealisme dan semangat yang bergelora. Karena masa itu adalah masa-masa pertengahan umurnya. Pertengahan biasanya merupakan alternatif yang terbaik. Hal ini dapat digambarkan dengan analogi bahwa ketika matahari telah berada di jantung langit, artinya siang mulai memanas, maka saat itu sinar matahari akan terasa lebih panas dibandingkan pagi atau sore hari.
Tugas akan peranan pemuda yang sesungguhnya adalah merupakan kekuatan. Karena pemuda selalu diasumsikan sebagai orang yang sanggup untuk memikul tugas untuk kebangkitan umat dan bersedia membawa risalah Islam. Oleh karena itu, pemuda muslim mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berat, baik terhadap dirinya sendiri, agama maupun umat, terutama pada masa sekarang ini. Seorang pemuda harus mampu menyingkap eksistensi dirinya sendiri, mampu mengenali jati dirinya, dan mau mengungkap siapa sebenarnya dirinya, apa tugas dan tanggung jawabnya.
Ada empat tugas yang harus dipikul oleh pemuda Islam masa kini, yaitu:
1.       Memahami Islam secara benar
Pemuda muslim harus mempunyai pemahaman dalam terhadap agamanya, sebab ilmu mendahului praktek, artinya sebelum seseorang mengamalkan ajaran Islam, dia harus dibekali dengan pengetahuan dan ilmu tentang Islam. Apalagi musuh-musuh Islam telah berani berbuat aniaya terhadap Islam. Mereka berani memasukkan praktek-praktek dalam agama Islam yang sebenarnya bukan ajaran agama Islam. Mereka juga berani mengeluarkan sesuatu dari Islam yang sebenarnya termasuk inti dari ajaran Islam itu sendiri. Apalagi setelah kondisi umat Islam yang mulai memburuk, ditambah dengan datangnya masa kekacauan, keterbelakangan, dan kemunduran umat Islam. Maka orang-orang justru memutarbalikkan ajaran Islam.
2.       Mempraktekkan atau mengamalkan ajaran Islam
Seorang muslim tidak cukup hanya dengan mempunyai idealitas pemikiran saja, yaitu membaca, mendalami serta memenuhi pikiran dengan ilmu, tapi tidak mau mengamalkannya. Yang dikehendaki Islam adalah ilmu yang dapat membuahkan amal, bukan ilmu yang hanya membuahkan pandai bicara dan berdebat.
3.       Mendakwahkan Islam
Berdakwah adalah mengajak ke jalan Allah SWT. Sebab menurut Islam tidaklah cukup seseorang ingin dirinya baik tanpa mau mengajak orang lain menjadi baik pula. Dakwah merupakan perkataan yang berat dan tugas yang besar, pemuda adalah pewaris untuk mengemban tugas tersebut. Tugas dakwah memang suatu hal yang  mulia, namun sangatlah berat. Lebih-lebih pada zaman sekarang, karena telah banyak orang yang berpaling dari agama, keyakinan orangpun semakin menipis. Mereka telah cenderung berorientasi dalam kehidupan dunia dan melupakan kehidupan akhirat.
Oleh karena itu, tugas dan tantangan para pemuda islam sekarang ini adalah memperkokoh dan mempersiapkan diri untuk berdakwah di jalan Allah Azza Wa Jalla.
4.       Tolong menolong dalam Islam
Para pemuda Islam telah mempersiapkan diri dan berusaha memahami Islam dengan benar, serta mengimaninya dengan keimanan yang saling berwasiat kebenaran dan kesabaran. Mereka masih dituntut untuk saling menolong antara sesama. Sebab tidak ada amal perbuatan untuk kepentingan Islam. Yang sifatnya individual, melainkan harus disertai amalan yang bersifat kolektif social.
Seiring dengan perjalanan waktu dan perubahan zaman, komunikasi antara individu sudah tidak lagi dilakukan dengan via internet. Penyampaian informasi yang dulu hanya dapat disampaikan hanya dengan terbatas, kini ruang dan waktu seolah menciut dan jarak antara Negara, Benua, bahkan antar planet seolah tak berarti. Tak heran jika muncul globalisasi perilaku dan pola hidup di berbagai Negara dan belahan dunia.
“Sebaik-baik menentang musuh ialah dengan senjata sendiri ”!!!
Qaidah ini dipegang oleh Zending dalam pekerjaanya menasranikan orang Islam. Tidak ada satu agama yang menyusahakan Zending dan Missie dalam pekerjaan mereka daripada agama Islam, Tetapi tidak pula ada konferensi atau kongres besar Zending yang tidak mempertimbangkan Islam dan dunia Islam.
Kristenisasi yang dilakukan oleh orang-orang non Islam terhadap orang-orang Islam, terutama pemuda Islam bertujuan untuk melemahkan pemeluk Islam terhadap agamanya, yaitu dengan cara:
1.       Mempromosikan kebiasaan dan adat istiadat zaman dahulu yang memberikan penilaian bahwa adat istiadat dan budaya nenek moyang jauh lebih penting dari pada Islam.
2.       Mempromosikan agama rakyat dan menghidupkan kembali kebudayaan kuno seperti, kepercayaan terhadap nenek moyang, kejawen, dan lain-lain.
3.       Modernisasi perawatan kesehatan, mendirikan rumah sakit-rumah sakit yang dikelola oleh lembaga-lembaga Kristen, sehingga dengan adanya hal tersebut terkesan bahwa umat Islam hanya bergantung kepada orang-orang non Islam.
4.       Modernisasi sekolah dari tingkat kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Karena memilih kualaitas yang baik dan menarik, maka banyak dari orang-orang Islam yang memasukkan anak-anaknya ke dalam lembaga tersebut. Dan secara tidak langsung anak-anak dididik dan diperkenalkan tentang ajaran-ajaran Kristen, seperti nyanyian puja-puji sebelum memulai pelajaran. Hal ini sangat berpengaruh pada generasi-generasi penerus Islam.
5.       Melalui seni budaya, seperti film telenovela, nyanyian yang merangsang baik di radio maupun di televisi.    
6.       Pembebasan kemiskinan yang dilakukan orang-orang Kristen memberikan sekantong beras, sekardus mie instan, dan sekaleng susu dengan syarat mereka mau bertukar dan berpindah keyakinan dari Islam menjadi Kristen.
7.       Teladan dan belas yang dilakukan dengan berpilaku sopan, lemah-lembut terhadap orang-orang muslim agar mereka dapat menarik simpati orang-orang Islam.
8.       Pemikiran kritis dengan cara menuangkan dalam berbagai bumbu atau lewat wawancara televisi dan radio yang diolah sedemikian rupa, sehingga terdengar ilmiah dan menarik orang-orang yang menyimaknya.
Akibat gencarnya propaganda yang dilancarkan musuh-musuh Islam diatas, maka akan lahir generasi pemuda Islam yang sudah terkikis ruhul jihadnya, mereka tidak lagi peduli pada perkembangan Islam, bahkan mereka justru menghalang-halangi perkembangan Islam. Sebagaimana yang disinyalir oleh Syaikh Syahid Arsalan bahwa perkembangan Islam yang dihalangi oleh umat Islamnya sendiri (Al-Islam mahjubun bi Al-Muslimin). Allah menjelaskan kalam firmannya bahwa akan datang sebuah generasi, dimana generasi itu adalah generasi yang merusak agama dan moralitasnya tak lagi teratur, sehingga mereka berada dalam kesesatan dan berujung pada perkembangan yang abadi. Allah berfirman dalam Qur’an S.Maryam : 59-60 yang artinya sebagai berikut:
                “Maka datanglah sesudah meraka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan kecuali orang-arang yang bertobat,beriman dan beramal sholeh. Maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun.”   (QS.Maryam : 59-60)
Pada masa kemajuan umat islam beberapa abad yang lalu, persatuan dan kesatuan umat islam sangatlah kuat. Hubungan antara sang pemimpin dan rakyatnya sejalan dan serasi dengan tuntunan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Para pemuda pemudi islam terinspirasi dalam membangkitkan dan mengembangkan ajaran islam, aqidah sebagai pondasi ibadah sebagai ikatannya dan mu’amalah sebagai sarananya berjalan harmonis dinamis. Namun, abad berganti abad, generasi berganti generasi dan seiring dengan berjalannya waktu, mulai tampak kemunduran demi kemunduran. Filsafat menjadi dasar ,hawa nafsu menjadi tunggakan serta akhlak tidak berhaluan. Maka lahirlah generasi-generasi tergelincir,generasi yang tidak dihiasi dengan Nurul Islam, generasi yang gelap dan menyesatkan.
Telah banyak dari riwayat-riwayat yang cukup menjadi bukti sebuah generasi yang terombang ambing, tergelincir pada kehidupan yang hina dan membinasakan. Setiap orang sudah tidak peduli lagi untuk memahami makna kebenaran, justru yang ada saling mementingkan diri sendiri. Para pemuda mulai suka berfoya foya, menghabiskan waktu dan kehidupannya dengan dikelilingi lampu lampu pijar dan minuman minuman yang memabukkan. Akibatnya, kerusakan demi kerusakan semakin nampak terutama dibidang akhlak. Selain itu, mulai bermunculan orang orang penjual agama dengan retorika atau gaya bicara yang memukau siapa saja yang mendengarkannya, padahal dihatinya tersimpan segudang kepentingan kepentingan nafsu syahwat. Oleh karena itu, generasi pemuda islam harus memahami makna islam secara mendalam dan mulai membuka mata dan hati untuk perkembangan dan kemajuan agama islam, karena kaum pemuda adalah penopang hari esok.
“The young is hope for tomorrow”
Leia Mais...
0

MUDA MUDI SEBAGAI AGENT OF CHANGE BAGI AGAMA, NUSA, DAN BANGSA


Rasulullah SAW adalah teladan yang paling mulia ditengah-tengah ummat manusia. Setiap tindak tanduknya merupakan contoh berharga. Setiap tutur katanya mengandung intan mutiara petuah bermakna bagi kita semua. Kehadiran beliau dimuka bumi menjadi sesuatu yang taktertandingi nilainya oleh apapun juga. Karena itulah, sudah selayaknya kita senantiasa memperhatikan, mencermati, dan menapaktilasi segenap tutur kata dan  perilaku beliau.
Sebagai peribadi yang luhur, beliau adalah insan yang sangat penyayang kepada seluruh umat manusia. Kasih sayang yang melimpah itu, Salah satunya, diwujudkan oleh beliau dengan petunjuk dan nasehat yang beliau ujarkan kepada para pemuda. Sebab para pemuda adalah calon pemimpin masa depan. Ditangan merekalah, nasib nusa, bangsa dan agama ini dipertaruhkan. Kalau pemuda yang hadir dipanggung kehidupan adalah para pemuda yang berkualitas dan  bermutu, besar harapan dimasa depan mereka bisa menghantarkan bangsa ini ke pintu gerbang kemjuan dan kesejahtraan. Sebaliknya, bila pemuda yang bakal memikul tampuk tanggung jawab tidak menunjukkan kualitas membanggakan, akan sulit kita menggantungkan harapan di pundak mereka.
Perhatian beliau kepada para tunas bangsa ini sngat besar. Terbukti dalam sejarah beberapa kali beliau memercayakan sejumlah urusan keagamaan kepada para pemuda. Setrategi ini beliau terapkan untuk melatih beliau sejak awal bergulat dengan berbagai persoalan. Dengan begitu, mereka tidak mengalami kekagetan ketika arus memikul tanggung jawab saat sudah beranjak dewasa. Penempaan yang dilakuakan sejak awal membuat mereka terbiasa menghadapi segenap persoalan yang menghadang. Mereka tidak lagi gagap merespon setiap problem yang melilit. Pendek kata, sebagai bibit unggul mereka tahan banting dalam setiap kondisi dan situasi
Rangkaian hadis yang tertuang dalam majalah iqra’ ini merupakan eksplorasi terhadap petuah-petuah Rasulullah SAW dalam konteks  masa kini, Khususnya ditujukan kepada kaum pemuda. Segenap petuah dan prilaku beliau adalah sebuah uswah yang selalu relevan diteladani oleh kita semua. Teladan beliau ini tidak akan pernah lekang tergerus zaman, Selalu abadi Dan sanggup menjawab segenap tuntutan yang terus berkembang.       
Rasulullah Saw bersabda: Pada hari kiamat, setiap orang disidang oleh tuhannya, dan ditanya lima hal: Tentang usianya digunakan untuk apa, tentang masa mudanya digunakan untuk apa, tentang haratanya darimana didapatkan dan kemana dibelanjakan, dan tentang pengalamaanya terhadap apa yang diketahuinya. (HR.at-Tirmidzi)
Masa muda merupakan salah satu episode dari rangkaian usia kehidupan. Dimulai dari masa bayi, anak-anak, remaja atau pemuda, masa dewasa, masa tua yang ditutup dengan kematian. usia muda merupakan satu penggal kisah dimana biasanya setiap orang menikmatinya dengan sepenuh hati. pada usia muda, secara fisik seseorang kelihatan sangat rupawan dan tegap. disamping itu, semangat pun menggelora dengan begitu dahsat. Masih banyak kelebihan usia muda ini dibandingkan penggalan-penggalan masa yang lain. Dapat disimpulkan bahwa masa kejayaan usia manusia terletak diusia muda.
Keunggulan yang dirasaka manusia dikala memasuski usia muda ini perlu diperhatikan denga cermat. Ibarat pedang bermata dua, usia muda bisa menarik manfaat bagi diri sekaligus mengundang madharat. Jika usia muda dimanfaatkan dengan kegiatan positif maka hasil yang dipetikpun akan sangat manis. Sebaliknya, manakala usia muda dimanfaatkan dengan kegiatan negatif, dikemudian hari akan datang gelombang penyesalan.
Sangat tepat kalau usia muda merupakan usia keritis. Setiap anak muda ibarat seeorang yang berada dipersimpangan jalan. Bila dia menempuh jalan lurus, kebahagiaan bisa digapai. Bila jalan bengkok yang dipilih, kecelakaan telah menuggu diujung jalan. Dengan kata lain, ketika melewati masa muda dengan benar, masa berikutnya akan dilalui dengan cemerlang, begitu pula sebaliknya. Sehingga Rasulullah SAW. Sangat tepat ketika mengingatkan kita akan hisab dihari kiamat atas usia muda yang kita jalani. dari uraian teks diatas kita teringat dengan sejarah-sejarah perjuangan para pemuda dimasa penjajahan orang-orang yang akan menguasai negara kita khususnya negara Indonesia yang mana jepang dan belanda sangat bebrnafsu sekali untuk meguasai Negara Indonesia baik masalah riligi maupun sumber daya alam yang dimiliki oleh Negara Indonesia tapi berkat semangat juangan para pemuda yang bergobar-gobar utuk membebaskan Negara Indonesia dari para penjajah yang bersikeras utuk meguasai Negara Indonesia. Berkat semangat para pejuang itulah. Negara Indonesia merdeka dari para pejajah, ini merupakan statemen lagsung dari beberapa hadis. Rasulullah yang menyatakan bahawa Negara kita ada dipundak para pemuda dan pemudi, dan sejarah suatu bangsa selalu dimulai dengan cerita tentang peran besar para pemuda.Tak peduli apa itu sebuah  revolusi atau  sebuah reformasi, maka pemuda selalu menjadi aktor sejarah yang senantiasa hadir ketika suatu bangsa membutuhkan suatu ide besar dalam perjuangannya. Ide besar yang muncul dari sebuah inspirasi murni yang keluar dari akal dan nurani bersih yang di miliki oleh pemuda.
Sekiranya ada empat kriteria sosok pemuda yang menjadi harapan sehingga dapat membawa bangsa menjadi lebih baik dan menjadi  pemuda harapan yang dapat memimpin agama dan bangsa ini yaitu:
Pertama: harus berjiwa spiritualis. Maksudnya, setiap tingkah lakunya dijalankan dengan penuh kehati-hatian dan ketaqwaan kepada Allah ia tidak berani menyia-nyiakan masa mudanya dengan aktivitas keduniawian yang melalaikan. Ia menyadari dirinya telah dianugerahi akal yang luar biasa untuk berpikir sehingga selalu memberdayakan akal itu menjadi sebuah kreatifitas yang berwujud karya dan prestasi. Pemuda dan pemudi haruslah memiliki pondasi dasar itu, yaitu berupa kepribadian yang taqwa, santun dan bersahabat.
                Kedua: Seorang pemuda haruslah memiliki kapasitas intelektualitas yang tinggi yang mampu memiliki daya saing dengan pemuda lainnya terlebih dengan bangsa lain. Hari-harinya dipenuhi dengan aktifitas mencari ilmu, ia tidak pernah terpuaskan dengan apa yang diperolehnya hari ini. Bahkan ia merasa dirinya masih sangat kekurangan ilmu, sehingga ia selalu mencari jalan bagaimana agar dirinya memperoleh pengetahuan baru tiap harinya.
Ketiga: Untuk membangun negara kearah yang lebih baik dan bermatabat, maka yang diperlukan bangsa ini ialah muda mudi yang berpikir visioner atau mau berpikir jauh ke arah masa depan, ia mampu menjadi pionir bagi pemuda-pemuda lain dalam bergerak. Dalam berinteraksi dengan lingkungannya senantiasa memiliki ide-ide inovatif dan brilian untuk diterapkan. Ilmu yang dimilikinya membuat ia mampu berpikir strategis merencanakan masa depannya. Ia tidak terjebak oleh bayang-bayang masa lalunya, dengan segera ia menjadikan masa lalu sebagai pelajaran berharga yang tidak akan terulang kembali olehnya.
Keempat: Bangsa ini memerlukan muda mudi yang memiliki karakter yang kuat pemuda yang memiliki kepribadian yang tidak mudah mengeluh, tidak gampang menyerah dan pantang menjadi beban bagi orang lain. Kehidupannya ia jalani dengan penuh kesederhanaan meskipun ia mampu melakukan lebih. Membangun karakter kuat itu haruslah dimulai dari sebuah kebiasaan yang positif dan mau keluar dari kondisi nyaman. Mereka yang tidak mau merubah usahanya maka akan memperoleh hasil yang sama saja dengan sebelumnya. Bagi yang memiliki kuat dalam dirinya ia akan berusaha mewujudkan cita-citanya dengan mengeluarkan seluruh kemampuan terbaiknya dan usaha yang dilakukan adalah maksimal seratus persen tidak setengah-setengah. Kemauan itu tertanam dalam dirinya sehingga tidak ada yang mampu menggoyahkan jalan kehidupannya. Karakter ini yang harus ditumbuh kembangkan kepada generasi muda  muda mudi.
Leia Mais...
 
KILE' BLOG © Copyright | Template By Mundo Blogger |
Subir