Conheça também

0

URGENSI PERSATUAN

Kamis, 29 Desember 2011.

“ Dari an-nu’man bin basyir dari rasulullah saw yang bersabda :” perumpamaan kaum mukminin dalam cinta kasih,dan kelembutan di antara mereka adalah laksana satu badan. Kalau salah satu anggota badan itu ada yang sakit maka seluruh anggota badan merasakan sakit.” (HR.Muslim)
Perumpamaan yang diutarakan oleh Rasulullah SAW kepada kita, merupakan perumpamaan yang begitu indah, yakni gambaran yang mana semestinya jalinan persahabatan atau persaudaraan antara sesama muslim di wujudkan. Mereka diibaratkan laksana satu tubuh. Sebagaimana layaknya anggota tubuh tidak bisa fungsinya dengan baik tanpa bantuan anggota tubuh yang lain, demikian juga suasana yang berlaku di tengah tengah kaum muslim lain saling membutuhkan. Ikatan dan persaudaraan hendaknya memenyemaikan kekuatan emosional dan simpati di antara mereka.
Ketika ada anggota yang sakit, seluruh anggota tubuh ikut merasakan. Begitu pula lazimnya persahabatan yang ideal. Sahabat laksana satu tubuh, jika ada satu saja yang terluka, yang lain ikut menderita. Ketika sahabat menikmati kegembiraan, sahabat lainpun larutdalam kesukacitaan. Suka dan cita senantiasa dirasakan bersama. Ringan sama dijinjing dan berat sama dipikul merupakan motto wajib bagi ikatan persahabatan.
Persahabatan yang digambarkan dalam hadist di atas memang terbatas pada sesama muslim. Walaupun demikian, sebenarnya cakupan hadist di atas bisa diperluas pada persahabatan sesama manusia yang melintasi dinding dinding agama. Sebab, sebagai figur yang dinobatkan sebagai panutan oleh  umat manusia, beliau adalah rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin) tidak ada segmentasi pada kaum, umat, bangsa dan komunitas tertentu.
Firman Allah dalam Al Qur’an yang artinya:
“ Wahai orang orang yang beriman ta’atilah Allah dan Rasulnya dan pemimpin diantara kamu dan jika kamu berselisih faham maka kembalilah kepada Allah dan Rasulnya jika kamu beriman kepada kepada Allah dan hari akhir, yang demikian itu lebih utama (bagimu)dan lebih baik akibatnya “ (An-Nisa’).
Dalam ayat ini Allah menjelaskan kepada kita bahwa sesungguhnya merupakan sebuah kewajiban bagi kita untuk menta’ati Allah, Rasul dan pemimpin diantara kita, ada beberapa alasan kenapa kita diwajibkan untuk mentaati Allah, Rasul dan para pemimpin diantaranya adalah karena menta’ati Allah dan Rasul adalah rukun islam yang memang harus bagi setiap muslim dan barang siapa tidak mentaati maka akan menuai akibat buruk yang tak dapat untuk dideskripsikan.
Kemudian jika kita mendapati sebuah permasalah yang menyebabkan perselisihan asumsi diantara kita maka sudah sepantasnyalah untuk merujuk kepada Al Qur’an dan sunnah karena dalam kedua kitab inilah sebuah permasalahan yang sedang kita hadapi akan ditemukan jalan keluar yang pas, dengan mengembalikan segala sesuatunya pada Allah dan Rasulnya berarti kita telah memilih jalan yang paling baik dari jalan jalan lain.
 Menurut teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieiqy dalam kitabnya yang berjudul Tafsir Al Bayan beliau menafsirkan ayat ini sebagai berikut:
Ayat ini mewajibkan kita mengembalikan segala perselisihan yang terjadi antara kita dengan umara atau antara kita dengan ulama kepada kitab dan sunnah, atau anggota parlemen dengan pemerintah atau anggota parlemen dengan anggota dan membentuk badan pertimbangan untuk meyelesaikan persengketaan itu.
Hal ini diupayakan agar tidak terjadi perpecahan diantara kira sebagai saudara antara satu sama lain oleh karena itu marilah kita junjung tinggi kekompakan dan persaudaraan yang aman dari perpecahan.

Deixe seu Comentário:

Posting Komentar

 
KILE' BLOG © Copyright | Template By Mundo Blogger |
Subir