Conheça também

0

HIASI DIRI DENGAN SALING MEMA’AFKAN

Rabu, 28 Desember 2011.

Minta ma’af jauh lebih mudah dari memberi ma’af, begitu kata orang-orang. Mungkin hal itu memang benar sekali, bahwa memberi maaf terasa amat berat.
Apabila berkaca pada seorang pemimpin yang kurang bijaksana, pemimpin tersebut tidak akan memberi ma’af kepada bawahannya sebelum bawahannya menunduk minta ma’af kepadanya, lebih-lebih orang yang memiliki kedudukan yang cukup tinggi  dan serba mewah, ia akan sungkan untuk minta ma’af pada yang miskin. Kehidupan ini memang tak lagi bersahabat, melainkan kehidupan ini membangun sikap permusuhan, karena apa...? karena jiwa ini tidak dibenarkan bersikap pesimis dan selalu berprasangka negatif terhadap kehidupan di dunia. Jika kita sempit dalam menghayati kehidupan dunia, Al-Qur’an justru menyindir kepesimisan dan kenegatifan kita dalam surat Al-Hujurat 49:12 yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada diantara kamu yang mengunjing sebagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima taubat, maha penyayang.”
Al-Quran menggunakan kata “daging”dalam kaitannya dengan orang yang suka mencari aib dan kesalahan orang lain untuk menyebar fitnah. Menurut pandangan Buya Hamka adalah sangat benar, karena perbuatan mencari aib dan menyebar fitnah merupakan tindakan yang sangat tidak sportif. Ini semua disebabkan oleh tiadanya sikap pema’af antara satu sama lain. Seperti halnya dilingkungan kita sendiri, kita sering melihat perbedaan pendapat dimana pada akhirnya berakhir dengan perpisahan yang mengharukan. Disinilah akan muncul sikap amarah dan permusuhan sebagai  wabah.
Itulah sebabnya Islam menganjurkan pada umatnya untuk saling berma’afan. Secara psikologis, orang yang melakukan kesalahan kemudian meminta ma’af itu hal yang biasa, yang luar biasa adalah orang yang benar tapi tidak merasa paling benar. Baginya tiada orang yang luput dari salah dan dosa. Sebagaimana sabda Nabi “al-insanu mahallul khata’ wan nisyan”. Orang yang selalu memberi ma’af kepada siapa saja adalah orang yang berilmu dan orang yang terpandang mulia. Benarkah demikian...? tentu saja tidak, karena hanya orang yang berjiwa besar, berhati lapang dan selalu terdidik untuk menuju kedewasaan yang berkenan melakukannya dengan senyuman yang begitu manis.
Menurut Martimer R. Fanberg kedewasaan disini adalah orang yang ikhlas menerima diri sendiri serta memilliki kesabaran dan mampu menghargai orang lain seraya menerima kesalahannya, lalu mema’afkannya. Orang yang sanggup mengatasi dirinya sendiri kemudian masuk ke ego orang lain lalu dia berbahagia didalamnya dari relung hatinya yang paling dalam terpancar kasih sayang yang tulus, yang oleh Albert Camus disebut sebagai “cinta sejati” cinta kepada sesama tanpa menghitung untung dan rugi.Cinta yang memiliki makna yang hakiki, yaitu merelakan dan mengampuni, mengerti dan memahami, karena memahami itu berarti mema’afkan segalanya.
Ingat!!! Orang yang tidak pernah meminta ma’af apalagi memberi ma’af adalah orang yang mengaku tidak pernah berbuat salah.  Orang yang tidak pernah mengaku berbuat salah adalah orang yang paling banyak melakukan kesalahan. Karena ia telah mengingkari fitrahnya sendiri yang terlahir sebagai manusia yang lemah yang tidak luput dari salah dan dosa. Oleh karena itu memberi ma’af dan meminta ma’af adalah kemestian manusiawi yang tidak semuanya harus ditimbang dari siapa yang benar dan siapa yang salah.
Maka dari itu, marilah  kita belajar untuk menjadi orang yang selalu menberi ma’af terhadap orang lain. Minta ma’aflah jika kita punya salah, jangan pernah merasa rendah diri terhadap apa yang telah kita lakukan. Semoga kita selalu dalam lindungan-Nya dan termasuk orang-orang yang selalu meminta ma’af ataupun memberi ma’af terhadap sesama.

Deixe seu Comentário:

Posting Komentar

 
KILE' BLOG © Copyright | Template By Mundo Blogger |
Subir